PENDIDIKAN MUSIK DI NEGERI-NEGERI ISLAM - Stara Info -->

PENDIDIKAN MUSIK DI NEGERI-NEGERI ISLAM

Selain dari penyusunan kitāb musik yang dicurahkan pada akhir masa Daulah Umayyah. Pada masa itu para khalīfah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian yang sangat besar dalam pengembangan pendidikan musik. (Lihat Prof. A.Hasmy, Sejarah kebudayaan Islam, hlm. 320-321).

 

Banyak sekolah musik didirikan oleh negara Islam di berbagai kota dan daerah, baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang paling sempurna dan teratur adalah yang didirikan oleh Sa‘id ‘Abd-ul-Mu’mīn (wafat tahun 1294 M.).

 

Salah satu sebab mengapa dalam Daulah ‘Abbāsiyyah didirikan banyak sekolah musik adalah karena keahlian menyanyi dan bermusik menjadi salah satu syarat bagi pelayan (budak), pengasuh, dayang-dayang di istana dan di rumah pejabat negara atau pun di rumah para hartawan untuk mendapatkan pekerjaan. Karena itu telah menjadi suatu keharusan bagi para pemuda dan pemudi untuk mempelajari musik. (Lihat Prof. A. Hasjmy , ibidem, hlm. 322).

 

Di antara pelayan (jawārī) atau biduan dan biduanita yang menjadi penyannyi di istana negara tercatat nama-namanya sebagai berikut (Lihat Prof. A. Hasjmy, ibidem, hlm. 324-326):

 

Yang menjadi biduan antara lain:

 

1. Ma‘bad.

 

2. Al-Kharīd.

 

3. Dua bersaudara Hakam dan ‘Umar Al-Wady.

 

4. Fulaih bin Abī ‘Aurā,

 

5. Siyāth.

 

6. Nasyīth.

 

7. Ibrāhīm al-Mausully dan puteranya Ishāk al-Mausully.

 

Adapun biduanitanya anatara lain:

 

1. Neam (biduanita istana Khalīfah Makmun).

 

2. Bazel dan Zat-ul-Khal (biduanita istana di masa Khalīfah Hārūn Ar-Rasyīd).

 

3. Basbas (biduanita istana di masa Khalīfah Al-Mahdi).

 

4. Habhabah (biduanita kesenangan Khalīfah Yazīd I), dan

 

5. Sallamah (biduanita istana Khlīfah Yazīd II).

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PENDIDIKAN MUSIK DI NEGERI-NEGERI ISLAM"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel